Cara Mengatasi Duduk Masalah Default Boot Device Missing Or Boot Failed Lenovo

Beberapa waktu lalau Elppas mendapat "pasien" laptop dengan persoalan Windows 10 yang tidak mau booting, dengan pesan error.. "default boot device missing or boot failed" pada notebook lenovo ideapad ip310s.

Untuk mengatasi persoalan ini bahwasanya praktis saja. Tinggal ikuti langkah-langkah berikut ini..

1. Restart/Nyalakan notebook
2. Masuk ke BIOS (Fn+F2 / Esc / Del / F1 / F2 / F11 / F12) coba satu satu tombol itu alasannya tidak semua laptop sama cara masuk BIOS-nya. Kalau tidak masuk pake salah satu tombol itu coba cari tombol masuk BIOS laptop Anda apa di buku manualnya mungkin atau cari di Google. Karena bila tidak sanggup masuk BIOS ya gak sanggup diperbaiki.
3. Pilih tab sajian BOOT
4. Pilih Boot Mode, ganti UEFI Boot Type menjadi Legacy Support.
5. Pindah ke tab Exit, kemudian Exit Saving Changes untuk menyimpan setting. 
6. Pilih Yes untuk konfirmasi.

Dan seharusnya notebook akan booting kembali normal.

Untuk lengkapnya silahkan lihat video berikut ini..

Info tambahan..

Kenapa Masalah itu Bisa Terjadi?

Karena, pada dikala menginstall Windows memakai denah partisi MBR.

Jika ingin memakai UEFI maka Anda harus menginstall dengan format denah partisi GPT pada media installer (USB FlashDrive/DVD-Rom).

Apa Perbedaan UEFI vs Basis BIOS Booting?

BIOS Legacy (dalam bahasa Indonesia: Lawas) sepertinya memudar menjadi tidak relevan. Namun, ketika harus booting komputer Anda, tetap menjadi pilihan. Anda harus mempertimbangkan untuk menentukan sistem yang mempunyai apa yang Anda inginkan di dalamnya, bukan yang populer.

Legacy telah teruji waktu sebagai sistem boot nomor satu selama lebih dari 25 tahun. Seperti semua hal, akan selalu ada penerus yang tiba untuk peningkatan atau perbaikan.

Legacy BIOS telah menjadi kurang populer, sementara UEFI telah mulai mendominasi cara pengguna merancang sistem proses booting. Ini sanggup terjadi alasannya orang sudah muak dengan coding yang hadir ala Legacy, yang bermetamorfosis proses yang sangat berantakan, ketinggalan jaman, dan tidak terorganisir. Namun tidak semua perangkat keras dan perangkat lunak Legacy harus segera dilempar. Anda harus selalu mempertimbangkan untuk memaksimalkan apa yang Anda miliki.

Perbedaan antara booting UEFI Boot dan Legacy ialah proses yang dipakai firmware untuk menemukan sasaran boot.

Legacy Boot adalah proses boot yang dipakai oleh firmware BIOS. Firmware menyimpan daftar perangkat penyimpanan terinstal yang sanggup melaksanakan boot (Floppy Disk Drives, Hard Disk Drives, Drive Disk Optik, Tape Drives, dll.) Dan menyebutkannya dalam urutan prioritas yang sanggup dikonfigurasi.

Salah satu mekanisme POST telah selesai, firmware memuat sektor pertama dari masing-masing sasaran penyimpanan ke dalam memori dan memindainya untuk Master Boot Record (MBR) yang valid. Jika MBR yang valid ditemukan, firmware melewati sanksi ke aba-aba boot loader yang terdapat di MBR yang memungkinkan pengguna untuk menentukan partisi yang akan di-boot.

Jika tidak ditemukan, perangkat akan dilanjutkan ke perangkat berikutnya dalam urutan booting. Jika tidak ada MBR yang ditemukan sama sekali, maka monitor akan menampilkan pesan "Please inserti system disk an press enter"

UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) boot adalah proses boot yang dipakai oleh firmware UEFI. Firmware menyimpan daftar volume boot yang valid yang disebut EFI Service Partitions. Selama mekanisme POST, firmware UEFI memindai semua perangkat penyimpanan yang sanggup melaksanakan boot yang terhubung ke sistem untuk mendapat Tabel Partisi GUID yang valid (GPT).

Tidak ibarat MBR, GPT tidak berisi boot loader. Firmware itu sendiri memindai GPT untuk menemukan Partisi Layanan EFI untuk melaksanakan boot. Jika tidak ada partisi bootable EFI yang ditemukan, firmware sanggup kembali memakai metode Legacy Boot.

Jika booting UEFI dan booting Legacy gagal, yang terkenal "Please insert system disk and press enter" akan ditampilkan di layar.

Secara umum, boot UEFI lebih diminati alasannya cenderung lebih cepat.