Btw, umroh saya melalui Travel Uhud Tour. Berangkat dari Indonesia, bandara Soekarno Hatta Tangerang/Jakarta dan mendarat di bandara Jeddah. Dari situ tidak pribadi ke Makkah jadi tidak pribadi Umroh, tapi ke Madinah dulu.
Pelataran Masjid Nabawi Madinah |
Di Madinah selama 4 hari memperbanyak ibadah di masijd Nabawi alasannya yakni pahalanya 1000x lipat, selain itu ada city tour, dan atau belanja oleh-oleh.
Hari terakhir di Madinah inilah mulai pelaksanaan Umroh, menuju Makkah.
Pelaksanaan Umroh
Berihram dan niat Umroh
Dari hotel di Madinah yang terletak di sekitar Al Masjid An Nabawi, subuh/pagi-pagi kita sudah (1) mandi besar (janabah) alasannya yakni itu merupakan sunnah, kemudian menggunakan pakaian (2) ihram, dua buah kain putih yang dijadikan sarung dan selendang tanpa pakaian dalam yang berjahit. Posisi ihram masih ditutup (tidak membuka lengan kanan).
Dari hotel, naik bus (berdo'a keluar rumah/safar dipandu pak ustadz), hanya sekitar 15 menit hingga di masjid Dzulhulaifah (Bir Ali), disinilah Miqat (batas bagi dimulainya ibadah umroh/haji) bagi yang tiba dari Madinah. Sedangkan kalau dari Indonesia pribadi ke Makkah maka kita harus menggunakan ihram di pesawat biasanya ketika berada di atas Yalamlam.
Miqat Masjid Dzulhulaifah (Bir Ali) Madinah |
Niat umroh diucapkan secara jahar (keras), berikut bacaan (3) niat umroh:
Labbaikallahumma Umratan, yang artinya "Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk umrah."
Mengucapkan niat berarti sudah memasuki ibadah umrah.
Waktu itu niat diucapkan di dalam bis ketika masih berada di lokasi masjid Bir Ali.
Setelah berniat maka berlaku larangan-larangan selama ibadah umroh, diantaranya:
- Melakukan hubungan intim
- Bercumbu, mencium, dan atau memandang lawan jenis dengan syahwat
- Mencukur rambut kepala
- Memotong kuku
- Menikah, melamar atau menikahkan
- Membunuh hewan buruan
- Memakai parfum atau amis wangian
- Mengenakan pakaian yang berjahit
- Menutup kepala ibarat peci atau sorban
- Untuk wanita, dihentikan menggunakan cadar dan sarung tangan
- Mendekati kemaksiatan atau bermaksiat, berdebat, dan bermusuhan
- Memakan daging hewan buruan hasil buruannya
Sepanjang perjalanan disunnahkan bertalbiyah..
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak
"(Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, saya penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, saya penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu)."
Thawaf
Sampai di kota Makkah kita check in hotel, ketika itu menjelang maghrib, menyimpan barang-barang di kamar, boleh beristirahat, makan atau tidur sebelum thawaf.
Setelah makan dan sholat maghrib-isya, dan (1) berwudhu (bersuci dari hadats besar dan kecil) barulah kita berangkat menuju masjid Al Haram dengan menggunakan ihram (masih tertutup bahu dan lengan kanan), jalan kaki beberapa puluh-ratus meter. Disarankan pakai sandal jepit saja alasannya yakni di masjid sandal harus dilepas dan kita masukkan ke kantong plastik, simpan dalam tas.
(2) Masuk Masjidil Haram dengan kaki kanan sambil membaca do'a masuk masjid pada umumnya..
اَللّهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Allahummaf-tahlii abwaaba rahmatika
“(Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untukku).”
Pada ketika itu juga, sebelum thawaf barulah melaksanakan (3) idhthiba', yaitu memasukkan salah satu sisi kain ihram ke bawah ketiak kanan dan meletakkan ujungnya di atas bahu kiri.
(4) Thawaf dimulai dari sudut/rukun Hajar Aswad (sebelah pintu Ka'bah, atau sebelum maqom Ibrahim, atau ditandai lampu neon berwarna hijau di dinding Masjidil Haram).
Thawaf |
Allahuakbar atau Bismillahi Allahuakbar.
- Jangan mendesak atau mendorong
- Thawaf mengelilingi Ka'bah dengan posisi bahu kiri selalu sejajar dengan Ka'bah
- Satu putaran dari Hajar Aswad hingga kembali ke Hajar Aswad
- Laki-laki disunnahkan berlari kecil antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada 3 putaran pertama saja (hanya kalau memungkinkan ketika tidak terlalu banyak yg thawaf), selebihnya berjalan biasa antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.
- Mengusap Rukun Yamani dengan ajun tanpa do'a tertentu pada setiap putaran. Jika tidak memungkinkan maka tidak usah alasannya yakni banyak orang nempel disitu padahal seharusnya cukup mengusap saja.
- Menempelkan dada, pipi, kedua lengan dan telapak tangan hanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Multazam (dinding Ka'bah antara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah)
"Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari adzab Neraka."
Dari Hajar Aswad menuju Rukun Iraqi, Syami, dan ke Yamani tidak ada bacaan atau dzikir khusus. Anda boleh berdoa sesuai cita-cita (do'a pribadi atau keluarga dan sebagainya). Anda juga boleh berdzikir yang gampang seperti:
Subhannallah wabihamdihi
Subhannallahil'adzim
Astagfirullahaladzim
Putaran kedua dan ketiga sama ibarat putaran pertama.
Putaran keempat hingga ketujuh sama, tapi tidak usah lagi berlari-lari kecil. Putaran ketujuh (terakhir) tidak perlu lagi mengusap atau memberi instruksi ke Hajar Aswad.
(5) Menutup kembali bahu kanan dengan kain ihram ibarat semula. Lalu menuju maqam Ibrahim atau dibelakangnya dan membaca:
"... Dan jadikanlah Maqam Ibrahim itu daerah shalat..." (QS. Al-Baqarah: 125)
(6) Mengerjakan Shalat Sunnah sesudah Thawaf
(7) Meminum Air Zam-zam
Sa'i
Setelah minum air zam-zam kita menuju ke bukit Safa..
Bukit Safa |
<إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
"Sesungguhnya Shafaa dan Marwa yakni sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sebetulnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah: 158)
Lalu dianjurakan membaca:
أَبۡدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
"Aku memulai dengan apa yang dimulai Allah." (HR. Muslim (no. 1218 [147]).
Setelah itu kita melaksanakan Sa'i dengan berjalan dari bukit Shofa ke bukit Marwah kemudian kembali ke bukit Shofa kemudian ke Marwah lagi (sebanyak 7 kali, bukan 7 putaran). Berakhir di bukit Marwah maka selesailah Sa'i.
Tahallul
Terakhir, kita pergi ke barber shop untuk potong rambut.
Tahallul, botak lebih utama |
0 komentar:
Posting Komentar